Rabu, 31 Mei 2017

MENANAMKAN BUDAYA POLITIK BANGSA MELALUI PENDIDIKAN POLITIK


 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpXw09-FMpEiDFoHA0ARQI_addj6KAqSaOTKmB9IQWBBNQ3baj4J9yojFp2lEpDLwUeJ0xSRWNwc5gPibxMo6X-UkyS0Kn3axQl4kveTGlA629fXwvw4cGOIUvKhzyZ63ovXwczrQqbIA/s320/politikb.jpg



B.   Landasan Teori
Teori Pendidikan Politik
Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya, bahwa pendidikan dan politik memiliki makna yang berbeda namun saling bahu-membahu dalam proses pembentukan karakteristik masyarakat. Kata politik sebenarnya berasal dari bahasa Yunani; politikos, yang berarti dari, untuk, atau yang berkaitan dengan warga negara. Berdasarkan pengertian ini dapat dijabarkan lagi politik adalah perjuangan untuk memperoleh kekuasaan, menjankan kekuasaan, mengontrol kekuasaan, serta bagaimana menggunakan kekuasaan. Oleh sebab itu pemahaman politik sebagai studi kekuasaan telah mendapat banyak kecaman, karena menempatkan politik ke dalam domain yang sempit. Karena ilmu politik tidak hanya mmpelajari kekuasaan semata-mata, melainkan juga mempelajari kerjasama antara individu atau pelaku-pelaku politik. [Sitepu, P. Anthonius 2012:9]
Pendidikan  dan politik merupakan dua hal yang berbeda, namun memiliki tujuan utama yang saling medukung satu sama lain. Keduanya bahu-membahu dalam proses pembentukan karakteristik masyarakat di suatu negara. Lebih dari itu, keduanya satu sama lain saling menunjang dan saling mengisi. Pendidikan menyangkut proses transmisi ilmu pengetahuan dan budaya, serta perkembangan keterampilan dan pelatihan yang membawa perubahan pada diri individu terdidik [Sudiarja, 2006:413]. Sedangkan politik berkenaan dengan praktik kekuasaan, pengaruh dan otoritas yang berkenaan dengan pembuatan keputusan-keputusan otoritatif tentang alokasi nilai-nilai dan sumber daya. Karena keduanya sarat dengan proses pengalokasian dan pendistribusian nilai-nilai dalam masyarakat, maka tidaklah sulit untuk memahami bahwa pendidikan dan politik adalah dua perangkat aktivitas yang akan terus saling terkait dan berinteraksi.
Sedangkan pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian [https://id.wikipedia.org/wiki/pendidikan]. Pendidikan juga memiliki pengertian sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual kegamanaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara [Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, 2003:3].
Politik dapat diartikan  sebagai aktivitas perilaku atau proses yang menggunakan kekuasaan untuk menegakkan peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan yang sah berlaku di tengah masyarakat [Kartini Kartono.1996:64].
Jadi pendidikan politik dapat didefinisikan sebagai proses pembelajaran dan pemahaman tentang hak, kewajiban, dan tanggung jawab masyarakat dalam kehidupan bernegara. Pendidikan Politik adalah proses pembelajaran dan pemahaman tentang hak, kewajiban, dan tanggung jawab setiap warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan politik adalah aktivitas yang bertujuan untuk membentuk dan menumbuhkan orientasi-orientasi politik pada individu, dan bertujuan untuk membentuk dan menumbuhkan orientasi-orientasi politik pada individu.
            Teori Budaya Politik
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dnegan budi, dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris kebudayaan berarti mengolah atau mengerjakan [https://id.m.wikipedia.org/wiki/budaya].
Budaya politik menurut Gabriel A. Almond (1956) adalah “pola khusus dari orientasi ke tindakan politik”, sebuah “perangkat makna dan tujuan” yang ada disetiap politik [Sitepu, P. Anthonius, 2012:163].
Sedangkan budaya politik menurut A. Rahman H. I. dalam buku “Sistem Politik Indonesia”:
1.      Istilah budaya politik meliputi masalah legitimasi, pengatur kekuasaan, proses pembuatan kebijakan pemerintah, kegiatan partai-partai politik, perilaku aparat negara, serta gejolak masyarakat terhadap kekuasaan yang memerintah. Kegiatan politik juga memasuki keagamaan , kegiatan ekonomi dan sosial, kehidupan pribadi dan sosial secara luas. Maka budaya politik langsung mempengaruhi keidupan politik dan menentukan keputusan nasionalyang menyangkut pola pengalokasian sumber-suber masyarakat.
2.      Budaya politik merupakan sistem niai dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh masyarakat, namun setiap unsur masyarakat berbeda pula budaya politiknya, seperti antara masyarakat umum dengan para elitnya.
3.      Budaya politik adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh anggota suatu sistem politik. [Efriza,2012:88]
Karena itu budaya politik merujuk pada nilai-nilai dan simbol simbol ekspresif, seperti bendera nasional, negara, monarki, dan sebagainya. Bahwa melalui pendidikan politik diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan politik masyarakat dan agar mereka dapat berpartisipasi secara maksimal dalam sistem politiknya. [Kartaprawira, 1988:5].
            Partai politik memang memiliki kewajiban moral dan juga tanggung jawab memberikan pendidikan politik kepada masyarakat alasannya adalah partai politik merupakan pilar penyangga demokrasi dalam hal ini partai politik, sesuai dengan undang-undang No.2 tahun 2008 untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
C.   Analisis
Apabila kita berbicara mengenai ilmu politik, maka tidak akan terlepas dari yang namanya kehidupan bernegara. Politik sebagai studi kelembagaan objeknya adalah negara. Negara disini dilihat sebagai lembaga yang dibentuk dalam rangka mengatur kehidupan masyarakat.  Untuk menjaga dan melindungi penduduk serta kedaulatan negara, pemerintah memiliki sifat memaksa [Damsar, 2010:29-30].  Ramlan Surbakti dalam bukunya yang berjudul memahami ilmu politik (1999:117) mengemukakan bahwa pendidikan politik dan sosialisasi politik memiliki kesamaan dalam istilah. Dalam bahasa Inggris kedua istilah ini memang sering disamakan. Oleh karena itu, dengan menggunakan istilah political sosialization banyak yang menyamakan istilah pendidikan politik dengan istilah Sosialisasi Politik, karena keduanya memiliki makna yang hampir sama. Dengan kata lain, sosialisasi politik adalah pendidikan politik dalam arti sempit.
Mengapa pendidikan politik perlu direalisasikan di masyarakat? Masyarakat disini bukan  hanya warga negara dalam artian golongan biasa, akan tetapi seluruh warga negara yang hidup di Indonesia dari berbagai kalangan dan latar belakang termasuk kader-kader politik sekalipun. Perlu dilakukan karena dewasa ini dilihat bahwa kesadaran politik di Indonesia masih terbilang kurang. Pendidikan politik dimaksudkan sebagai perbuatan memberi latihan, ajaran, dan bimbingan untuk mengembangkan potensi individu melalui proses dialogik secara rutin sehingga penerima pesan memiliki kesadaran berdemokrasi untuk bernegara. Idealnya warga negara yang mengerti dan baik dalam berpolitik adalah warga negara yang melek maksudnya sadar akan hak dan kewajiban sehingga dapat ikut serta dalam kehidupan bernegara untuk menghadapi proses pembangunan.
Yang menjadi sasaran utama dari pendidikan politik sendiri adalah generasi muda yang nantinya akan mengisi dan memperjuangkan kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Pendidikan politik mengajarkan bagaimana cara mengembangkan pemikiran, wawasan kritis, sikap positif dan keterampilan politik.
Berikut berbagai macam fungsi yang diambil dari keberadaan pendidikan politik.
Ø  Bahwa tujuan pendidikan politik adalah memberikan pedoman kepada generasi muda Indonesia guna meningkatkan kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara. Sedangkan tujuan pendidikan politik lainnya ialah menciptakan generasi muda Indonesia yang sadar akan kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai salah satu usaha untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya.
Ø  Pendidikan politik membentuk kepribadian berpolitik masyarakat. Perkembangan zaman yang sangat canggih jika tidak dibarengi dengan wawasan berpikir yang luas hanya akan membawa generasi muda bangsa ini ke dalam kehidupan yang lepas kendali. Oleh karena itu, pendidikan politik diperlukan sebagai.filter terhadap segala pengaruh buruk yang mungkin datang. Pembentukan kepribadian politik dilakukan melalui metode tak langsung, yaitu pelatihan dan sosialisasi, serta metode langsung berupa pengajaran politik dan sejenisnya.
Ø  Pendidikan politik adalah aktivitas yang bertujuan untuk membentuk dan menumbuhkan orientasi-orientasi politik pada individu berupa keyakinan konsep yang memiliki muatan politis, juga loyalitas dan perasaan politik, serta pengetahuan dan wawasan politik yang menyebabkan seseorang memiliki kesadaran terhadap persoalan politik dan sikap politik.
Ø  Bertujuan untuk membentuk kesadaran politik. Menurut Surbakti (2007), kesadaran politik adalah kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara. Tingkat kesadaran politik diartikan sebagai tanda bahwa warga masyarakat menaruh perhatian terhadap masalah kenegaraan dan atau pembangunan. Jadi, apabila setiap individu memiliki kesadaran politik maka ia akan sadar pada posisi dirinya dalam sebuah tatanan kehidupan bernegara. Selain sadar dengan posisinya, ia juga akan menaruh perhatian terhadap proses-proses politik dan pemerintahan yang berlangsung. Perhatian tersebut seperti dengan mengikuti perkembangan informasi politik dan pemerintahan terkini atau bahkan terlibat langsung dalam proses tersebut. [Budiardjo, 1985:14]. Wujud dari partisipasi politik salah satunya yaitu pemilu. Kesadaran politik akan mendorong individu menggunakan hak pilih secara rasional.

Keberhasilan keberhasilan ini apabila dilanjutkan dan dilakukan secara terus menerus akan membentuk suatu budaya politik di masyarakat. Seperti yang tadi telah dikemukakan bahwa budaya politik merujuk pada simbol-simbol ekspresif, atau dapat disebut juga lebih mengarah kepada orientasi tindakan politik.  Budaya politik adalah sistem kontrol yang berhubungan degan keyakinan-keyakinan setiap individu. Keyakinan ini tercermin dalam perilaku tiap-tiap individu dalam berpolitik.  Pendidikan politik dapat dimulai dan dilakukan dengan cara berdialog ringan mengenai masalah-masalah dan keadaan politik yang ada di negara kita. apapun bentuk pendidikan politik yang akan digunakan dan semua bentuk yang disajikan sungguh bukan menjadi suatu persoalan. Aspek terpenting yaitu bentuk pendidikan politik yang dipilih harus mampu meningkatkan rasa keterikatan diri yang tinggi terhadap tanah air, bangsa, dan negara.
Mengenai lembaga-lembaga formal pemerintah yang bertanggung jawab mengajarkan nilai-nilai politik yaitu seperti sekolah dan perguruan tinggi. Media massa dan lembaga atau asosiasi dalam masyarakat juga tak kalah penting membangun moralitas politik dalam berdemokrasi secara bebas dan bertanggungjawab. Selain itu dapat memobilisasi simbol-simbol nasional sehingga pendidikan politik mampu menuju pada arah yang tepat yaitu meningkatkan daya pikir dan daya tanggap rakyat terhadap masalah politik.


D.   Kesimpulan
Pendidikan politik dalam masyarakat manapun mempunyai institusi dan perangkat yang menopangnya. Yang paling mendasar adalah keluarga, sekolah, partai-partai politik dan berbagai macam media penerangan. Pendidikan politik juga memiliki dasar-dasar ideologis, sosial dan politik . bertolak dari situlah tujuan-tujuannya dirumuskan. Jika yang dimaksud dengan “Pendidikan” adalah proses menumbuhkan sisi-sisi kepribadian manusia secara seimbang dan integral, maka “Pendidikan Politik” dapat dikategorikan sebagai dimensi pendidikan, dalam konteks bahwa manusia adalah makhluk politik . sebagaimana halnya bahwa pendidikan mempunyai fungsi pemikiran moral, dan ekonomi, maka pendidikan politik juga mempunyai fungsi politik yang akan direalisasikan oleh lembaga-lembaga pendidikan. Pendidikan politik itulah yang akan menyiapkan anak bangsa untuk mengeluti persoalan sosial dalam medan kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika pendidikan poliyik sudah mumpuni, maka baruah tercipta kebudayaan yang sesuai di tengah tengah masyarakat.
Pendidikan politik juga dapat berperan menyiapkan mereka untuk mengemban tanggung jawab dan memberi kesempatan yang mungkin mereka bisa menunaikan hak dan kewajibannya. Pendidikan politik inilah yang mentransfer nilai-nilai dan ideology politik dari generasi ke generasi, dimulai dari usia dini dan terus berlanjut sepanjang hayat.
Pendidikan politik merupakan kebutuhan darurat bagi masyarakat, karena berbagai faktor yang saling mempengaruhi, dengan demikian pendidikan politiklah yang dapat membentuk perasaan sebagai warga Negara yang benar, membangun individu dengan sifat-sifat yang seharusnya, lalu mengkristalkannya sehingga menjadi nasionalisme yang sebenarnya.  Tuntunan ini demikian mendesak dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat kita, mengingat bahwa penumbuhan perasaan seperti itu menjadikan seorang warga Negara serius mengetahui hak dan kewajibannya, serta berusaha memahami berbagai problematika masyarakat.
E.   Saran
Indonesia adalah suatu negara yang berdaulat dan memiliki tujuan kesejahteraan. Segala kejadian dan fenomena yang ada di Indonesia merupakan bagian dari Indonesia yang mencerminkan Indonesia itu sendiri. Maka ada baiknya jika segala perbaikan dimulai dari tiap-tiap individu untuk membangun kesadaran dan membentuk pola pikir yang baik. Segala hal pasti dimulai dari dalam diri sendiri. Setelah itu pihak-pihak terkait agar menopang pola pikir dengan segala aktivitas dan keadaan yang nantinya akan membantu masyarakat untuk membentuk pandangan yang baik terkait politik di Indonesia. Pihak-pihak terkait disini adalah seperti yang telah disebutkan yaitu partai politik dan berbagai lembaga pemerintah. Barulah kebudayaan politik yang baik dan benar akan tercipta yang nantinya kan berakibat pada keadaan politik Indonesia yang kondusif dan dapat meraih kesejahteraan bersama.


DAFTAR PUSTAKA
·         Parekh, Bikhu. 2008. Rethinking Multiculturalism: Keberagaman Budata dan Teori Politik : Yogyakarta, Kanisius
·         Budiardjo, Mariam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik (Edisi Revisi) : Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama
·         Sitepu, P. Anthonius. 2012. Studi Ilmu Politik: Yogyakarta, Graha Ilmu
·         Efriza. 2012. Politik Explore: Sebuah Kajian Ilmu Politik : Jakarta, Alfabeta
·         Kantaprawira, Rusadi. (2004) Sistem Polilik Indonesia: Suatu Model PengantarBandung: Sinar Baru Algensindo
·         Sudiarja, (2006), Karya lengkap Driyarkara. Jakarta: Obor
·         Kantaprawira, Rusadi. (2004) Sistem Polilik Indonesia: Suatu Model PengantarBandung: Sinar Baru Algensindo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar